"Jahudah
Raimi" ya
disitulah Ari alias Yajri Wafi dan ke-2 sahabatnya bersekolah. Ke-2 sahabatnya
itu bernama Amr alias Ihsamuddin Amr dan Ar alias Bahhar Ayyar. Ke-3nya
memiliki sifat yang berbeda, diantaranya saja Ari. Dia selalu sabar jika
mendapat ujian/pun musibah, dia menjalani masalah itu bagai air yang mengalir
sehingga hidupnya akan selalu tenang, selain itu juga dia memiliki potensi lain
yaitu berlari dengan cepat. Kedua yaitu Amr, dia sangat memiliki sifat yang
sangat mulia. Dia sangat bermurah hati, dia juga selalu berusaha untuk membuat
kebaikan meskipun memang godaan nafsu yang mencegahnya supaya tidak terlepas
dari kelengahannya. Dan yang terakhir yaitu Ar, mungkin anak-anak lain
memandangnya galak dan cerewet tapi tidak untuk Ari dan juga Amr mereka
menganggap sifat sahabatnya itu sosok yang tegas.
Suatu malam, ketika mereka sudah
selesai belajar mereka mulai masuk ke kamarnya masing-masing. Kebetulan, mereka
bertiga sekamar. Sebelum tidur, mereka saling curhat, "eh boleh kaga gua
curhat ama lu semua?" kata Ari "ya boleh lah, ya ga Ar?" kata
Amr sambil menengok ke arah Ar "iya dong, kita kan pada sahabatan, santai
aja kali, emang napa lu ri?" tanya Ar yang mulai penasaran "sebenernya
kemaren pas gua lagi izin keluar pondok, gua ketemu sama bidadari akhwat"
kata Ari yang mulai membuka curhatannya "ah ngaco lu mah, mana ada
bidadari di dunia ni? emang siapa tuh ri? anak mana? lu ketemunya dimana?"
Ar yang makin penasaran "nah itu masalahnya, gua kaga tau siapa namanya
dan kaga tau dah anak mananya, gua ketemu di masjid Abarr" ungkap Ari yang
agak kesal "emang ciri-cirinya gimana tuh ri?" kata Amr
"ciri-cirinya kalo masalah tinggi ga tinggi amat atau pendek amat,
sedengan lah segitumah, warna kulitnya coklat tapi manis, cerdas, tegas lagi,
pokonya gitu dah" kata Ari menjelaskan "oh jadi lu suka ya ke
bidadari akhwat itu?" kata Amr sambil cengengesan "mmm, kaga tau dah
hahhaha" kata Ari sambil tertawa "jjahh,, ada-ada aja lu mah hahhaha"
kata Ar "jiahahaha" kata Amr yang akhirnya ketawa juga "tapi gua
nganggep ini bukan sebagai kesenangan lho" kata Ari "lah apaan
dong?" kata Amr yang penasaran "iya nih Ari, bukannya pacaran itu
enak ya, udah diperhatiin sama pacar, kalo sakit disemangatin pokonya enak dah,
tapi napa lu ngomong kaya gitu?" kata Ar yang makin penasaran aja sama
perkataan sahabatnya itu "iya, gua ngomong kaya gini tuh masalahnya gua
kaga mau buat pacaran, gua mau pacaran asalkan gua udah nikah, kalo pacaran
umumnya sih takutnya jadi zinah gua kaga mau dah" kata Ari "lah terus
lo nganggep ini apaan dong?" kata Amr "masalah" ungkap Ari
"hah masalah? ada-ada aja lu ri" kata Ar sambil cengengesan
"iyalah masalah, kan tadi gua ...." kata Ari menjelaskan tapi sebelum
omongannya selesai Ar malah memotongnya "ah udah lah gua ngantuk pengen
tidur, besok lagi dah ceritanya ok?" "iya nih gua juga ngantuk"
kata Amr ikut-ikutan "astaghfirullah, afwan deh ya sekarang udah jam
10.00, iya deh gua juga mau tidur" kata Ari
Saat semua
masalah ini menjelma..
Aku
bersedih seakan tiada hari ini..
Jam 03.30 mereka udah bersiap-siap
buat pergi ke masjid Abbar untuk melaksanakan shalat Shubuh berjama'ah, ketika
sampai Ari melihat seorang wanita yang ia sebut sebagai bidadari akhwatnya,
dada Ari semakin berdegup kencang, tapi entah kenapa hatinya malah menangis.
"Astaghfirullah, gua kagamau ingat wajah akhwat itu lagi" gumam Ari.
Walau
dirimu ada di sampingku..
Tapi bagai kau ada di kejauhan..
Setelah selesai shalat Shubuh
berjama'ah, para santri langsung pulang ke pondoknya masing-masing. Dijalan,
Amr dan juga Ar melihat Ari yang akhir-akhir ini lagi bingung dengan
perasaannya, kalau bahasa gaulnya sih lagi GALAU "hei udah lah ri jangan
difiirin terus nanti lu stres lagi, hehe" kata Amr sambil menepuk bahu sebelah
kanannya Ari. "iya lu ah, semangat dong masa cuman gara-gara ini aja lu
kaya gini, mana Ari yang dulu" kata Ar yang mencoba buat nyemangatin Ari.
"ah lu berdua bisa aja deh" kata Ari sambil tersenyum. "nah gitu
dong senyum, jangan kaya tadi cemberut mulu" kata Ar sambil ketawa
Amarah
yang terus menerus terumbar..
Membuat
semakin sesat untuk memeluk tubuhMu..
Untungnya hari ini hari Jumat, jadi
libur deh ga belajar. Waktu menunjukkan pukul 07.00, Ari terlihat sedang
mencari ke-2 sahabatnya itu, tapi malah ga ketemu, akhirnya dia memutuskan
untuk pergi ke masjid Abbar untuk shalat dhuha+ngaji. Ketika ia akan memasuki
masjid terlihat seorang perempuan yang kebetulan sedang shalat dhuha juga
disana, ternyata dia adalah bidadari akhwatnya Ari, tanpa pikir panjang Ari pun
langsung menunaikan shalat Dhuha. Ketika Ari sedang berdzikir, ia mendengar
suara lantunan ayat-ayat Allah yang keluar dari mulut wanita itu. "ya
Allah, indah sekali suaranya, Subhanallah" gumam Ari, yang tidak sadar
bahwa dia sedang berdzikir bukan sedang menguping. Makin lama makin ia
melupakan bahwa ia sedang benar-benar berdzikir, ia malah fokus pada suara
wanita itu. "shodaqollahul'aadziim" suara lantunan ayat Allah oleh
wanita itu. ketika wanita itu selesai mengaji, sontak Ari pun langsung terbangun
dari tempat berdzikirnya itu, dia malah memandang wanita itu. Wanita itu
langsung membereskan alat shalatnya dan langsung pergi keluar.
"Tunggu" kata Ari. Wanita itu langsung terhenti dalam langkahnya dan
langsung menoleh ke arah Ari sambil berbicara "maaf, apakah ikhwan
memanggil saya? suara lembut yang dikeluarkan wanita itu membuat dada Ari
semakin berdegup kencang. "ya, boleh saya menghampirimu?" ujar Ari.
"silahkan" kata wanita itu menjawab. Langkah demi langkah yang dia
injak menjadi makna bahwa ia yakin, wanita itu adalah pendamping hidupnya.
"kalo boleh tau, kamu namanya siapa ya? " tanya Ari. "nama saya
Fauziah Shadiyah, boleh kamu panggil saya Diyah" jawab Diyah. "oh,
namaku Yajri Wafi bisa dipanggil Ari, ...." kata Ari yang dipotong oleh suara
wanita dari arah luar. "Diyah, Diyah" teriak Zarina Dzakiyah
alias Arin, sahabatnya Diyah. "maaf, aku harus keluar sekarang.
Assalamualaikum" kata Diyah terburu-buru. "waalaikumsalam" kata
Ari menjawab
Jangankan
memelukmu, senyumpun tak kau kasih..
Kini aku
rindu akan senyumanmu dan cintamu..
1 minggu telah berlalu, hubungan Ari
semakin dekat dengan Diyah, sampai-sampai ke-2 sahabatnya terlupakan olehnya,
waktunya hanya untuk Diyah seorang. Kebetulan, Amr dan juga Ar melihat Ari yang
sedang terburu-buru. "eh ri bareng kita yu ke masjidnya, kita juga mau
shalat Dhuha nih" kata Amr. "iyaiya bener" kata Ar. "mmm,,
gimana ya?" kata Ari sambil berfikir. "lho ko gimana? aneh
deh--" kata Amr. "aneh gimana? kata Ari balik bertanya. "iya
aneh, lu tuh sekarang kaya gimana gitu ke kita ber-2, hubungan persahabatan
kita jadi renggang abis lu kenal sama Diyah" kata Ar menjelaskan.
"renggang? renggang gimana lu? lho lu ko tau Diyah? kata Ari. "iya
bener kata Ar, selain renggang sama kita, lu juga renggang sama Tuhan lu, Tuhan
kita Allah SWT, lu tuh sekarang nih ya kalo tiap malem lu kan suka tadarus
bareng kita, nah kalo lu langsung tidur aja" kata Amr membela Ar. "ah
udah sih, katanya mau shalat Dhuha, ayo" kata Ari yang tidak mau ambil
pusing. Setelah mereka ber-3 shalat Dhuha, Amr dan Ar mengajak Ari untuk
tadarusan, tapi Ari malah tidak mendengar ajakan mereka, ia malah ingin bertemu
dengan Diyah. Kebetulan Diyah sedang berada ditaman dekat masjid Abarr.
"assalamualaikum Diyah" kata Ari. "waalaikumsalam" jawab
Diyah. Ari tersenyum, dia berfikir sejenak "apa ini saatnya?" gumam
Ari. Dengan PDnya dia memberanikan diri untuk membicarakan sesuatu.
"Diyah, boleh aku jujur?" kata Ari memulai pembicaraannya.
"harus lah" kata Diyah. "sebenarnya semenjak gua ketemu sama lu,
gua jatuh cinta sama lu. mau ga lu jadi pacar gua?" kata Ari.
"astaghfirullah, maaf sebelumnya. sebenernya gua juga udah punya
komitmen" jawab Diyah. "apaan tuh" tanya Ari. "gua punya
komitmen kalo gua tuh mau pacaran kalo udah nikah, gua maunya ta'arufan aja
kaga mau pacaran takut nantinya zina lagi" jawab Diyah. JLEB hati
Ari sakit yang dirasanya, dia ingat dulu juga dia mempunyai komitmen seperti
itu, tapi astaghfirullah syetan memang licik. "kenapa lu bengong? maaf ya
mungkin jawaban gua jleb banget dihati lu, tapi gua kaga mau ngelanggar
komitmen gua, gua mau tunjukin buat abi gua yang udah di syurga supaya gua jadi
wanita shalehah, gua mau berduaan dengan kekasih kita semua Allah SWT."
kata Diyah menambahkan. "iya gua ngerti ko, makasih ya atas jawaban lu.
gua kesana dulu ya, assalamualaikum" kata Ari. "iya ok,
waalaikumsalam" jawab Diyah. Ari langsung menemui ke-2 sahabatnya, ketika
Ari akan memulai curhatnya, Ar malah langsung menarik tangan Amr untuk pergi
karena terlalu kesalnya perasaan Ar pada Ari. Sebenarnya Amr tak tega ketika
sahabatnya sedang susah malah ia tinggalkan, tapi mau gimana lagi mungkin itu
yang harus Amr lakukan. Ari pun sangat sedih, dia menjadi kehilangan semuanya
termasuk sahabatnya. Disana, dia mulai menyadari bahwa memang semenjak dia
kenal dengan Diyah dia menjadi berubah.
Andai aku
bersalah aku dengan sepenuh hati
Maaf kan
aku kembalilah sayangku..
Dari pelajaran sanalah Ari mulai
menjalankan kembali komitmennya, dia sudah menjadi Ari yang dulu, dan lebih
baik dari yang dulu. Ar juga sudah bisa memaafkan kesalahan Ari pada waktu itu,
dan Amr sangat senang melihat ke-2 sahabatnya akur kembali
Cintaku
bersemi itu hanya padaMu..
Kau adalah
air untuk cintaku..
ya, itulah kata-kata yang mereka
ambil dari kejadian Ari tersebut.
Cerpen ini karya: Rika Nurdiani, kelas X-4. :)
Cerpen ini karya: Rika Nurdiani, kelas X-4. :)